ITS Manfaatkan Sampah Jadi Pembangkit Listrik

Ilustrasi : Corbis

JAKARTA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, memiliki cara baru untuk menanggulangi sampah di sekitar kampus mereka. Bertepatan dengan pelaksanaan Gugur Gunung ITS jilid 3, sebuah Rumah Kompos dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) resmi didirikan oleh ITS.

Pimpinan PLTSa ITS Bambang Sudarmanta mengatakan, jumlah sampah yang dihasilkan civitas academica ITS cukup tinggi. Dalam sehari, petugas kebersihan dapat mengumpulkan dua hingga empat meter kubik sampah organik maupun non-organik. Jumlah sebesar itu tentunya cukup berpotensi besar bila dikelola dengan baik.

“Prinsip kerja dari PLTSa sendiri hampir sama dengan PLTU. Bedanya, bahan bakar PLTSa bukanlah batu bara melainkan sampah. Uap dari pembakaran sampah kami gunakan untuk menggerakkan turbin yang akhirnya menghasilkan listrik,” ujar Bambang, seperti disitat dari ITS Online, Sabtu (23/6/2012).

Energi yang dihasilkan PLTSa ITS ternyata cukup memuaskan. Sebesar tiga kilowatt (kW) adalah kapasitas yang biasa dihasilkan PLTSa ITS hingga saat ini yang cukup untuk menerangi sepanjang jalan asrama mahasiswa ITS selama dua jam. “Ada 11 tiang lampu di asrama mahasiswa dengan kebutuhan daya sebesar 125 watt tiap lampunya,” katanya menjelaskan.

PLTSa hanya menggunakan sampah non-organik. Sementara sampah jenis organik dialihkan untuk proses composting. Awalnya, sampah organik yang sudah ditimbun dihancurkan menggunakan mesin diesel, kemudian ditimbun kembali sekira 15-20 hari.

Untuk mempercepat proses pengomposan, di bawah tempat penimbunan disisipkan pipa paralon sebagai saluran udara yang nantinya akan dialiri oksigen. “Dengan ini, kita juga tidak perlu lagi membolak-balik timbunan kompos,” tutur Ketua Pelaksana Rumah Kompos ITS Susi Agustina Wilujeng.

Hasil pengomposan sampah organik tersebut digunakan sebagai pupuk. Tanaman di ITS tidak lagi menggunakan pupuk buatan dan pestisida. “Jadi, sampah ITS tidak terbuang percuma,” ungkapnya.

Ke depan, Bambang dan timnya masih berencana untuk terus meningkatkan kualitas aplikasi teknologi baru ini. “Rencananya, kami akan melengkapi peralatan yang masih kurang serta memperbaiki pengemasan kompos,” pungkas Bambang.(mrg)(rhs)

Sumber